Kesukaannya berorganisasi membawa Sumiyati muda menjadi sekretaris Gerwani termuda di wilayah Klaten. Posturnya yg mungil membuat dia gesit, lincah dan memudahkan menjalani semua aktivitas organisasi. Bahagia dan penuh suka cita di masa itu. Namun sungguh tak menyangka kesukaannya berorganisasi ini telah membuat derita seumur hidupnya.
Sumiyati dipenjara pada usia 17 tahun dengan tuduhan menjadi anggota partai terlarang, dia menyerahkan diri karena tidak tahan mendengar siksaan pada rekannya di Polsek Jatinom Klaten. Di dalam tahanan Sumiyati pun menerima berbagai macam siksaan baik fisik maupun psikologis. Hal itulah yang menempa pribadi Sumiyati menjadi seorang srikandi tangguh yang kokoh bekerja atas nama kemanusiaan.
Sekelumit kisah hidup Sumiyati salah satu korban pelanggaran HAM berat masa lalu tragedi 65/66 bisa menjadi contoh terbaik buat kamu yang ingin terjun dalam kerja-kerja kemanusiaan salah satunya melalui program #bettertogether kerja sama Sekber’65 dan IKa yang didukung oleh VOICE.
Untuk versi lengkap tentang kisah inspiratif Sumiyati kamu bisa mengunjungi website Sekber’65 di www.sekber65.org.
Atau bisa juga membeli buku perjalanan hidup Sumiyati dan srikandi-srikandi tangguh lainnya.
Salam sayangku utk Ibu Sumiyati…semoga Ibu senantiasa diberi kesehatan dan kedamaian di masa lansianya.