Keberpihakan Pada Kelompok Rentan Diperlukan Dalam Konteks Perubahan Iklim

Perubahan iklim merupakan salah satu masalah yang terjadi di seluruh dunia dan menjadi perhatian semua pihak. Dalam konteks lingkungan, perubahan iklim merupakan reaksi ekstrem fenomena cuaca yang bisa berdampak negatif pada sumber daya pertanian, sumber daya air, kesehatan manusia, penipisan lapisan ozon, vegetasi dan tanah. Penyebabnya dapat terjadi karena adanya polusi yang terus meningkat karena adanya emisi karbon yang bisa merusak dan berbahaya bagi kesehatan, dan juga adanya aktivitas manusia yang tidak bertanggung jawab untuk membuka lahan baru sebagai tempat tinggal dengan cara melakukan penghancuran hutan. Penghancuran hutan tentu akan membuat lahan hijau yang ada di bumi semakin berkurang. Kejadian tersebut menyebabkan berkurangnya kemampuan tanaman untuk menyaring polusi yang ada di udara dan tanaman untuk menciptakan oksigen bagi manusia. Secara tidak langsung, tentu saja perubahan iklim ini akan berdampak negatif pada manusia dan lingkungannya.

Dampak buruk lainnya dirasakan oleh manusia seperti peningkatan suhu bumi, mengakibatkan kekeringan, peningkatan volume dan suhu laut, beberapa spesies punah, mengganggu suplai makanan, terjadi badai destruktif, dan meningkatkan risiko kesehatan. Untuk dapat bertahan di tengah dampak negatif perubahan iklim, diperlukan peran dari masyarakat itu sendiri agar dapat mengembalikan kondisi bumi seperti sedia kala. Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain menggunakan sumber energi yang terbarukan dan ramah lingkungan, membatasi penggunaan kendaraaan berbahan bakar fosil, serta melakukan penanaman hutan dalam skala besar.

Untuk merespon perubahan-perubahan sosial dan ekologis yang mungkin timbul dari perubahan iklim, pundi hijau berupaya untuk meningkatkan kemandirian pangan atau mengurangi krisis pangan di tengah kondisi perubahan iklim dengan melakukan penggalangan sumber daya (dana, pengetahuan, jaringan, dan relawan). Hal ini dilakukan agar supplai makanan tetap berlangsung dan dapat meminimalisir kekurangan bahan pangan. IKa melihat bahwa persoalan perubahan iklim tidak sekedar kegiatan pengurangan emisi namun harus mampu menjawab kerugian yang diderita kelompok-kelompok rentan, sekaligus manfaat apa yang diterima dari konsekuensi yang ditimbulkannya.

Selama ini, dampak perubahan iklim di bidang pangan sering dialami oleh kalangan petani karena petani merupakan kunci dari kegiatan pangan di Indonesia. Dampak negatif yang ditimbulkan seperti kemarau berkepanjangan atau curah hujan yang tinggi sehingga berdampak pada keringnya lahan pertanian atau lahan pertanian yang terendam banjir, hal tersebut pula akan menurunkan produksi pangan. Para petani tentu harus beradaptasi dengan perubahan iklim agar tetap memproduksi pangan. Seperti pada kondisi kekeringan, petani dapat menggunakan teknologi atau pompa air yang memungkinkan petani untuk mengairi sawah agar lebih efektif. Masyarakat yang hidup di daerah pertanian juga dapat diberikan sosialisasi mengenai cara membaca informasi iklim agar dapat menginterpretasikan secara sederhana ketersediaan air dari curah hujan. Selain itu, masyarakat juga dapat turut andil dalam meningkatkan ketahanan pangan, seperti penanaman mandiri dengan menggunakan metode hidroponik atau memanfaatkan lahan yang ada di rumah yang dapat dikonsumi untuk kebutuhan pangannya sendiri.

Selain upaya meningkatkan ketahanan pangan, masyarakat juga perlu disiapkan oleh mitigasi bencana di tengah perubahan iklim. Dampak perubahan iklim hingga saat ini terus dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, seperti kekeringan, gelombang panas, banjir, hingga badai. Salah satu upayanya adalah dengan melakukan sosialisasi berbasis kearifan lokal. Hal ini perlu dilakukan untuk menggali gagasan pengetahuan dari masyarakat terhadap pemahaman bencana dan upaya mitigasinya, khususnya di daerah-daerah yang rawan terjadi bencana. Selain itu, kita dapat mendorong bersama-sama untuk menjaga ekosistem hutan yang masih tersisa. Diharapkan dengan adanya kegiatan tersebut, dapat meningkatkan pemahaman dan ketahanan masyarakat terhadap bencana dan perubahan iklim.

SUMBER:

KKP | Kementerian Kelautan dan Perikanan. “PENYADARTAHUAN MITIGASI BENCANA TAHUN 2021.” https://kkp.go.id/djprl/p4k/page/4585-penyadartahuan-mitigasi-bencana-tahun-2021 (August 22, 2022).

Siti Nur Aeni. 2022. “7 Dampak Perubahan Iklim Bagi Manusia Dan Lingkungan – Lifestyle Katadata.Co.Id.” https://katadata.co.id/intan/berita/62a355592ffd6/7-dampak-perubahan-iklim-bagi-manusia-dan-lingkungan (August 22, 2022).

Anton Muhajir. 2019. “Perubahan Iklim Ternyata Berdampak Pada Kedaulatan Pangan – Mongabay.Co.Id : Mongabay.Co.Id.” https://www.mongabay.co.id/2019/11/12/perubahan-iklim-ternyata-berdampak-pada-kedaulatan-pangan/ (August 22, 2022).

Tim Editorial Rumah.com. 2020. “Perubahan Iklim, Fakta, Penyebab Dan Solusinya.” https://www.rumah.com/panduan-properti/perubahan-iklim-fakta-penyebab-dan-solusinya-27468 (August 22, 2022).

IDEP Foundation. “Upaya Mitigasi Dan Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim.” http://idepfoundation.org/id/what-we-do/idep-news/525-upaya-mitigasi-dan-adaptasi-terhadap-perubahan-iklim (August 22, 2022).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Selalu dapatkan kabar terbaru dari kami!