JAKARTA – Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa), sebuah Organisasi Sumber Daya Masyarakat Sipil (OSMS) mempersembahkan Give Back Sale. Kegiatan penggalangan dana publik untuk program Pundi Perempuan ini akan berlangsung selama tiga hari, yakni Kamis (6/7) hingga Sabtu (8/7) di Ke:kini ruang bersama, Cikini, Jakarta Pusat.
Give Back Sale yang telah diprakarsai IKa sejak tahun 2016 berfungsi sebagai kegiatan menggalang dana dengan melibatkan partisipasi masyarakat, baik itu individu, komunitas, maupun lembaga atau perusahaan. Hasil penggalangan dana ini disalurkan untuk mendukung Lembaga Pengada Layanan atau Women’s Crisis Centers (WCC) yang memberikan pendampingan hukum dan pemulihan psikosial bagi perempuan terdampak Kekerasan Berbasis Gender (KBG). Melalui donasi publik, barang-barang preloved seperti pakaian, tas, sepatu, aksesoris, hingga peralatan rumah tangga dikumpulkan, dikurasi, dan dijual kembali sebagai bentuk nyata partisipasi kolektif konkret dari masyarakat sipil untuk berkontribusi melawan KBG.
Give Back Sale mendorong dan menekankan pentingnya perilaku konsumsi berkesadaran berupa thrifting, sebagai alternatif cara mendukung WCC. Belanja barang preloved memang kini tengah naik daun sebagai praktik gaya hidup berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dengan demikian, setiap barang yang dibeli di Give Back Sale mewakili donasi untuk mendukung WCC agar memungkinkan lembaga-lembaga pengada layanan terus melayani dan mendampingi perempuan korban KBG. Keberadaan Give Back Sale menjadi salah satu strategi penggalangan sumber daya publik, tidak hanya dari segi dana, tetapi juga pengetahuan dan kerelawanan dalam upaya menjagakeberlangsungan WCC.
“Keberadaan WCC seringkali hasil inisiatif dan solidaritas penyintas ataupun orang yang peduli dengan isu KBG. Tapi keberlanjutannya sering terkendala bentuk WCC yang tidak berbadan hukum. Hasil donasi publik dari Give Back Sale sangat membantu di situasi ini,” ujar Koordinator Program dan Penggalangan Sumber Daya Stella Anjani.
Menurut Catatan Tahunan (CATAHU) Komnas Perempuan di tahun 2022 dan 2023, tercatat lebih dari 400.000 kasus KBG yang menimpa perempuan. Ini menyoroti kebutuhan mendesak untuk mendukung WCC. Tak sedikit lembaga pengada layanan yang menyediakan layanan krusial seperti konseling, bantuan hukum, dan tempat berlindung bagi para korban kekerasan dengan dana sukarela anggota. Ditambah dengan disahkannya Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS), diprediksi bahwa pengaduan ke WCC akan meningkat. Ini mengindikasikan lebih banyak sumber daya yang akan dibutuhkan oleh WCC.
Salah satu aspek penting dari Give Back Sale adalah keterlibatan “Penggalang” sumber daya IKa yang merupakan kelompok integral dari Komunitas Pemberdaya IKa. Individu-individu yang berdedikasi ini memainkan peran dalam GBS, menyumbangkan waktu, tenaga, dan keterampilan dari proses perencanaan hingga pelaksanaan. Singkatnya, Penggalang menjadi tulang punggung dari GBS yang memastikan seluruh rangkaian proses GBS berjalan lancar.
Tentang IKa dan Pundi Perempuan
Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa) didirikan pada tahun 1995 di masa tahun-tahun terakhir rezim otoriter Indonesia yang berkuasa selama 32 tahun. Ketika itu gerakan pro-demokrasi mulai berkembang. Saat IKa didirikan, perannya ditujukan untuk mendukung gerakan pro-demokrasi melalui hibah kecil/mikro. IKa menyebut dirinya sebagai Civil Society Resource Organization (CSRO) dengan visinya dalam pemberdayaan masyarakat sipil yang memperjuangkan kehidupan yang adil, bermartabat, dan sejahtera untuk semua, dalam kerangka hak asasi manusia dan kelestarian lingkungan. Program IKa mencakup isu-isu keadilan gender (Pundi Perempuan), hak asasi manusia (Pundi Insani), keragaman dan toleransi (Pundi Budaya), dan ketidakadilan pengelolaan ekosistem (Pundi Hijau) dengan ciri membangun kerja kolaboratif dengan organisasi masyarakat sipil dan komunitas terpinggirkan dari Aceh hingga Papua.
Pundi Perempuan adalah women’s fund (dana hibah perempuan) pertama di Indonesia yang hadir dalam merespon kekerasan terhadap perempuan di Indonesia yang semakin meningkat pelaporan kasus dari tahun ke tahun. Pundi Perempuan digagas oleh Komnas Perempuan pada tahun 2001, dan mulai tahun 2003 dikelola bersama IKa. Pundi Perempuan menghadirkan model hibah yang memberdayakan, sesuai dengan nilai-nilai perubahan sosial yang diharapkan. Pundi Perempuan melakukan penggalangan sumber daya publik khusus untuk mendukung Lembaga Pengada Layanan (Women’s Crisis Center/WCC) yang membantu perempuan dan anak korban kekerasan, perempuan pekerja kemanusiaan di situasi darurat, dan komunitas/organisasi perempuan di Indonesia. Hingga tahun 2022, Pundi Perempuan telah mendukung 132 WCC di Indonesia.