September 2019, menjadi bulan yang tidak bisa dilupakan masyarakat Jambi. Bagaimana tidak? Sepanjang bulan mereka dikurung oleh asap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang parah. Bahkan pada di akhir bulan langit berwarna merah pekat pada pukul 12.00 WIB.
Kebakaran terparah terjadi di Desa Puding dan Desa Mekar Sari, Kecamatan Kumpeh, Muaro Jambi. Meski sempat diguyur hujan di beberapa wilayah, api dan kabut asap tidak sepenuhnya hilang. Tim satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan masih berjuang untuk memadamkan api, terutama di Kecamatan Kumpeh.
Berdasarkan pantauan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang menggunakan Air Quality Monitoring System (AQMS), nilai konsentrasi partikulat PM 10 menunjukkan kualitas udara tidak sehat, hingga bisa membahayakan kesehatan. Setidaknya terdapat 63.554 pasien yang ditangani oleh pusat kesehatan Jambi, dengan mayoritas terkena infeksi saluran pernapasan yang menyerang bagian atas, bahkan terdapat empat korban jiwa.
Sektor pendidikan juga terganggu hingga kegiatan belajar mengajar diliburkan karena kualitas udara sudah termasuk kategori berbahaya dan mengganggu kesehatan. Hal ini terbukti dengan adanya partikulat yang beredar di udara. Sektor perekonomian juga lumpuh karena banyak hasil kebun yang terbakar. Berdasarkan analisis Citra Satelit Lansat TM 8 dan Sentinel 2 yang dilakukan tim GIS Komunitas Konservasi Indonesia Warsi pada 2 Oktober 2019, setidaknya luas lahan yang terbakar ada sekitar 126.000 hektar hutan.
Melihat banyaknya korban dan kerugian yang ditimbulkan, Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa) melalui Pundi Hijau yang bekerjasama dengan Mitra Aksi Jambi melakukan penggalangan dana. Dana yang terkumpul dari penggalangan ini sebesar Rp 9.900.000. Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada para donatur yang telah berkontribusi pada penggalangan dana ini dan membantu teman-teman kita di Jambi yang terus berjuang.
Hasil donasi publik ini kemudian didistribusikan dengan memberikan masker, obat-obatan bagi masyarakat Jambi, serta susu untuk anak-anak dan balita. Tim Mitra Aksi juga menyalurkan dana ke kelompok tani peduli api (KTPA) Desa Catur Rahayu dan Jatimulyo untuk kegiatan monitoring titik api dan kebakaran di hutan dan lahan. Pendistribusian bantuan ini dilakukan langsung ke lokasi-lokasi terdampak yang selama ini belum terjangkau oleh pemerintah daerah.