Di dalam taksi, Asmara berusaha menenangkan gemuruh di dadanya. Nafasnya masih tersengal-sengal. Ia memegang pelipis kirinya yang terasa begitu perih, seperti juga hatinya. Masih terngiang-ngiang ungkapan dan caci maki Rico. Ia tidak percaya, kata-kata kotor dan hina bisa keluar dari mulut seseorang yang juga ia kenal begitu taat beribadah.
Asmara adalah perempuan berusia menjelang 30 tahun yang mencari seseorang untuk menjadi teman hidupnya. Sedangkan Rico, adalah lelaki religius dan terlihat simpatik dengan latar belakang yang baik. Pertemuan mereka terjadi di gereja tempat mereka beribadah dan berlanjut hingga menjadi sepasang kekasih.
Namun, hubungan mereka tidak berjalan dengan baik, meski pernikahan rencana sudah disiapkan. Emosi Rico ternyata tidak stabil, ia bisa menjadi pria yang sangat baik, tapi ia juga bisa meledak dan melakukan kekerasan terhadap Asmara ketika ada sesuatu yang di luar keinginannya.
Cerita di atas adalah cuplikan dari novel Switched Off, karya Abigail Sirait yang akan dirilis bulan Februari nanti. Switched Off adalah novel pertama Abigail yang secara gamblang mengangkat permasalahan abusive relationship. Asmara, sebagai tokoh utama, digambarkan sebagai korban kekerasan, baik kekerasan verbal, kekerasan fisik, hingga kekerasan finansial jika hubungan mereka berlanjut ke jenjang pernikahan.
Menurut Michael J. Formica, abusive relationship adalah hubungan yang didorong oleh perasaan tidak aman, ketakutan, dan inkonsistensi. Pelaku kekerasan berusaha mendominasi dan menciptakan kontrol atas pasangannya. Hal ini terjadi karena pelaku takut terlihat lemah sehingga ia selalu berusaha mempertahankan kontrol terhadap korban.
Permasalahan terjadi ketika kekerasan terus terjadi, perasaan tidak aman yang dimiliki korban akhirnya akan membentuk ulang nilai sosial yang dimilikinya. Korban takut merasa tidak dicintai, dan pada akhirnya memilih untuk bertahan dengan pasangan yang abusive ini dan ia beradaptasi terhadap kekerasan tersebut.
Cerita mengenai Asmara dan Rico adalah satu dari sekian banyak kasus kekerasan terhadap perempuan yang terjadi di Indonesia. Berdasarkan Catatan Tahunan (Catahu) Komisi Nasional (Komnas) Anti Kekerasan Terhadap Perempuan 2019 , dari 13.568 kasus kekerasan yang tercatat, 9.637 kasus berada di ranah privat (71%). Dari jumlah tersebut, jumlah kekerasan dalam pacaran mencapai 2.073 kasus, dan jumlah kekerasan terhadap istri mencapai 5.114 kasus.
Abigail sangat memahami bahwa kekerasan terhadap perempuan merupakan fenomena yang masih akan terus terjadi di Indonesia. Ironisnya, permasalahan kekerasan terhadap perempuan ini tidak pandang bulu, setiap perempuan bisa menjadi korban kekerasan, tidak peduli latar belakang ekonomi, suku, pendidikan, agama, dan hal lainnya.
“Hal yang paling sulit untuk diatasi adalah ketika perempuan menjadi korban kekerasan finansial. Ketika perempuan dicerabut dari akses untuk mendapatkan pendapatan, dan dibuat bergantung dari pendapatan pasangannya.” Cerita Abigail saat mengunjungi kantor Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa).
“Switched Off mencoba menjelaskan awal dari lingkaran setan kekerasan terhadap perempuan dalam hubungan rumah tangga. Jika Asmara melanjutkan pernikahannya, ia akan mendapat kekerasan yang semakin parah, terutama ketika ia diminta berhenti dari pekerjaannya. Kenapa semakin parah? Karena akhirnya Asmara akan bergantung kepada Rico, dan Rico akan semakin bisa melakukan apapun yang ia mau terhadap Asmara.” Lanjut Abigail bersemangat.
Memberikan akses terhadap ekonomi kepada korban kekerasan dalam rumah tangga adalah salah satu hal yang penting agar perempuan bisa kembali mandiri dan tidak bergantung pada pasangannya. Agar mereka bisa memulihkan akses terhadap ekonomi yang telah dirampas oleh pasangannya.
Melalui Pundi Perempuan yang dikelola oleh IKa dan Komnas Perempuan, Abigail mencoba berkontribusi terhadap berbagai kasus kekerasan terhadap perempuan di Indonesia. Untuk itu ia akan mendonasikan hasil penjualan Novel Switched Off yang akan dirilis Februari nanti. Semoga upaya dukungan ini terus bergulir dari masyarakat umum.