Peningkatan Kapasitas Komunitas Muda Berdaya: Semangat Muda, Penggerak Solusi Bangsa

Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa) sebagai organisasi sumber daya masyarakat sipil, mendorong inisiatif baik yang dilakukan komunitas orang muda melalui Hibah Komunitas Muda Berdaya, yang didukung Asian Community Trust (ACT Japan). Dalam pelaksanaannya, IKa mengaplikasian pendekatan Participatory Grant Making, yang mengedepankan partisipasi pemrakarsa muda untuk memperkuat kapasitas dan kemampuan memanfaatkan sumber daya mereka sesuai dengan kebutuhan dan prioritas masing-masing komunitas. 

Untuk memperkuat kapasitas sumber daya komunitas muda, khususnya dalam semangat catur daya (dana, pengetahuan, jejaring, dan kerelawanan), IKa menyelenggarakan 5 seri Peningkatan Kapasitas bagi Komunitas Muda Berdaya, sebagai sarana menggerakkan generasi muda, juga membangun rasa solidaritas dan kebersamaan di kalangan orang muda.

Pemrakarsa Hibah Muda Berdaya tersebar seluruh Indonesia, dari pulau Sumatera hingga Papua. Isu yang didampingi komunitas juga beragam, dengan konteks yang merumput setiap wilayahnya. Untuk menghadapi hal ini, IKa memanfaatkan platform daring untuk tetap menjalankan kegiatan Peningkatan Kapasitas bagi Komunitas Muda Berdaya ini agar berjalan interaktif, partisipatif dan inklusif lintas-isu lintas-komunitas. 

Berdasarkan polling bersama pemrakarsa komunitas muda berdaya, isu HAM dan lingkungan menjadi prioritas utama. Materi masing-masing topik dilakukan dalam 2 pertemuan; dengan pertemuan pertama untuk pengenalan isu. Pengenalan Isu HAM dengan pemateri Alif Nurwidiastomo dari YLBHI Jakarta, dan Pengenalan Isu Lingkungan dengan pemateri Ahmad Baihaqi dari Belantara Foundation. Sementara itu pertemuan kedua tentang pengorganisasian terkait isu , yaitu pengorganisasian untuk isu HAM dengan pemateri Daniel Winarta dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, dan pengorganisasian untuk isu Lingkungan dengan pemateri Ahmad Baihaqi dari Belantara Foundation. Selanjutnya, dengan semangat memastikan keberlangsungan komunitas, IKa mengintegrasikan dua isu tersebut dengan materi tentang Tata Kelola Program dengan pemateri Ririn Habsari dari REMDEC. Masing-masing pemateri adalah profesional dalam isu HAM, lingkungan dan manajemen administrasi organisasi. YLBHI sebagai lembaga yang konsisten memperjuangkan penegakan hukum, HAM, dan gerakan pro-demokrasi; Belantara Foundation sebagai lembaga yang bergerak dalam upaya konservasi skala luas sambil meningkatkan kesejahteraan masyarakat; dan REMDEC sebagai konsultan spesialis Organisasi Sipil Masyarakat (OMS).

Benang merah dalam Sesi Peningkatan Kapasitas ini adalah untuk menginisiasi penyadaran sosial orang muda, dimulai dari individu kemudian berkembang ke tingkat komunitas, dan memerlukan pengorganisasian yang solid untuk mengatasi berbagai tantangan. Utamanya, tantangan yang merumput memerlukan pemecahan masalah yang kontekstual terhadap siapa yang didampingi. Proses ini melibatkan strategi jangka pendek dan panjang, dengan pendekatan berbasis komunitas. 

Pendekatan akan berbeda, karena berdasarkan konteks lokal yang berbeda. Misalnya dalam hal perizinan dan mengorganisir kegiatan: Rumah Bacarita Sejarah (Kota Sirih, Maluku) yang kegiatannya banyak melibatkan anak-anak. Dalam pengorganisasiannya, Rumah Bacarita Sejarah memilih menggunakan inkorporasi budaya lokal, seperti dengan mengaitkan dengan kegiatan olahraga. Berbeda dengan Youthfel Indonesia (Sleman, Yogyakarta), yang salah satu kegiatannya berbentuk edukasi ke anak usia Sekolah Dasar. Pengorganisasian yang mereka lakukan juga mengintegrasikan budaya lokal, tetapi dalam konteks Jogja yang banyak seniman, dengan kegiatan yang berbentuk Artivism (gabungkan antara seni dengan aktivisme).

Komunitas muda sering menghadapi kendala seperti jumlah anggota yang terbatas, keterbatasan waktu, dan rendahnya tingkat keterlibatan dalam kegiatan berbasis kerelawanan. Namun, di level komunitas, orang muda perlu sadar bahwa semua individu memiliki peran dalam proses check and balance agar kebijakan lokal tidak hanya berbasis perhitungan finansial, tetapi juga pro-lingkungan dan bersifat berkelanjutan. Kekuatan individu inilah yang perlu diorganisir menjadi suara komunitas.

Untuk lebih memperkuat kapasitas komunitas muda, pengembangan melalui ruang belajar seperti Peningkatan Kapasitas ini sangat penting. Dengan bertambahnya pemahaman tentang isu dan kemampuan tentang tata kelola program dan organisasi, mereka semakin matang dalam menghadapi tantangan yang merumput di komunitas masing-masing dan diharapkan bisa berkolaborasi lintas-isu, lintas-komunitas, untuk mencapai tujuan yang lebih besar di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Selalu dapatkan kabar terbaru dari kami!