Give Back Sale (GBS) Pundi Perempuan

Hi sahabat IKa,

Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa) bersama Komnas Perempuan kembali mengadakan Give Back Sale (GBS) Pundi Perempuan. Barang yang tersedia berupa sepatu, tas lokal dan branded, pakaian baik etnik maupun modern, kain tradisional (batik, tenun, ulos, songket), baju & sepatu anak, mainan anak, peralatan bayi, aksesoris (anting, bros, kalung, kacamata, jam tangan), parfum, peralatan rumah tangga juga buku berbagai tema.

GBS Pundi Perempuan diadakan pada:

Waktu: Rabu – Sabtu, 11 – 14 Desember 2024
Pukul: 10.00 – 20.00 WIB
Tempat: Indonesia untuk Kemanusiaan/ Ke:Kini Ruang Bersama
Jl. Cikini Raya No. 43-45 Menteng, Jakarta Pusat

Give Back Sale merupakan sebuah acara galang dana publik melalui penjualan barang-barang baru dan pre-loved yang hasilnya digunakan untuk kerja-kerja pendampingan perempuan korban kekerasan di Indonesia yang dikelola oleh lembaga pengada layanan atau Women Crisis Center (WCC).

GBS ini merupakan rangkaian dari kegiatan 16 HAKTP

Yuk hadir, jangan sampai terlewatkan!

Berbagi untuk Berdaya

Info lebih lanjut : 0813-8673-5816 (IKa)
Indonesia untuk Kemanusiaan

Nyata Nyala: Nyata Aksi Nyala Semangat Aksi Bersama Akhiri Kekerasan Terhadap Perempuan

Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa) mengajak seluruh orang muda di Indonesia untuk berpartisipasi dalam kampanye dan penggalangan dana untuk mencegah dan mengakhiri kekerasan terhadap perempuan bertajuk  NyataNyala. Kampanye ini merupakan bagian dari Peringatan Sumpah Pemuda dan Kampanye Internasional 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan. Rangkaian Acara NyataNyala berlangsung dari tanggal 11 Oktober 2024 sampai 14 Desember 2024.   NyataNyala merupakan perwujudan  aksi nyata dan kolaborasi orang muda dalam pencegahan kekerasan terhadap perempuan di Indonesia. Dalam pelaksananya, IKa bekerja sama dengan pihak pemerintah, universitas, swasta dan media.

Sebagai awal kampanye, IKa mengadakan  Ngopi Bareng Media (11 Oktober 2024)
Kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman mendalam kepada media tentang peran orang muda dalam isu kekerasan terhadap perempuan. Diskusi yang melibatkan narasumber seperti Mawla Atqiyya Muhdiar (Hopehelps UI), Ruth Indria Rahayu (IKa), dan Komisioner Komnas Perempuan Veryanto Sitohang diikuti oleh 16 media, berlangsung selama empat jam. Kegiatan dilanjutkan dengan menyelenggarakan kegiatan Kampanye Edukatif di Universitas Gunadarma (31 Oktober 2023). Kegiatan ini
melibatkan hampir 100 mahasiswa semester tiga FIKOM Universitas Gunadarma dan bertujuan mendorong kesadaran terkait kekerasan terhadap perempuan di lingkungan kampus. Narasumber  dari Hope Helps UI (Mawla Atqiyya Muhdiar) dan FPL (Siti Husna) memberikan materi edukatif dari pagi hingga sore, diikuti tiga kelas.

Kegiatan selajutnya adalah dikusi tentang kekerasan terhadap perempuan di lingkungan professional bersama GoTo Group (14 November 2024) dan International Society of Sustainability Professional (ISSP) Indonesia (15 November 2024). Diskusi yang berlangsung di kantor pusat GoTo  dan Ke:Kini Ruang Bersama(ISSP) bertujuan untuk meningkatkan meningkatkan kesadaran pekerja tentang kekerasan terhadap perempuan di tempat kerja. Hadir sebagai narasumber pada diskusi bersama GoTO adalah  psikolog Ratih Ibrahim serta Dr. R. Valentina Sagala dan Ummu Azizah Mukarnawati menjadi narasumber utama pada sesi diskusi bersama ISSP.

Sebelum diskusi bersama ISSP, pada tanggal yang sama (15 November) IKa mengadakan Konferensi Pers menjelang kampanye internasional 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan. Konferensi pers kali ini  bertujuan memberikan edukasi terhadap pemberitaan terkait tempat kerja yang aman bagi perempuan, dengan narasumber seperti Bahrul Fuad (Komnas Perempuan) dan Doty Damayanti (ISSP Indonesia) dan Sita Supomo (Indonesia Untuk Kemanusiaan)  serta menghadirkan 6 media.

Kegiatan Kampanye Nyata Nyala berikutnya adalah kegiatan penggalangan donasi untuk lembaga pengada layanan, Give Back Sale-Pundi Perempuan yang akan berlangsung pada tanggal 10-14 Desember 2024 serta keikutsertaan Festival Suara Warga pada tanggal 10 Desember 2024.

Festival Wiradewari 2.0: Kami Merayakan Kemudaan

Festival Wiradewari 2.0, Kami Merayakan Kemudaan

Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa) kembali menghadirkan pentas kolaborasi lintas komunitas bertajuk Festival Wiradewari 2.0 dengan dukungan dari Asian Community Trust (ACT) pada Sabtu, 9 Maret 2024 bertempat di Ke:kini Co-working Space, Cikini dengan mengangkat tema “Kolaborasi Bermakna, Berdaya Bersama”. Festival Wiradewari 2.0 yang dihadiri oleh lebih dari 130 anak muda ini selain menjadi ajang perayaan kemudaan, juga sebuah momen untuk merayakan Hari Perempuan Internasional yang jatuh setiap tanggal 8 Maret.

“Festival Wiradewari ini telah  mempertemukan beberapa komunitas anak muda dan ke depannya diharapkan bisa menjadi ajang bagi orang muda untuk saling berjejaring, sehingga pergaulan dan pengetahuannya semakin luas”, ujar Sita Supomo, Direktur Pjs Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa) pada pembukaan acara yang berlangsung selama sehari penuh ini.

Ragam Acara di Wiradewari 2.0

Festival Wiradewari 2.0 melibatkan enam komunitas orang muda sebagai penyelenggaranya, yaitu  Forum Orang Muda untuk Kemanusiaan (FOR A), Forest is Our Friend (FIOF), Komunitas Anak-Anak Sungai, Young ADHD Indonesia, Muslimverse, dan Kelompok Peneliti Muda (KPM) UNJ. Kolaborasi ini menampilkan beragam acara yang menarik dan inspiratif, mulai dari workshop lokakarya pameran seni yang memamerkan karya-karya kreatif  tentang lingkungan hidup dan kemanusiaan seperti Pop-Up Card oleh Iviola, Kolase oleh Ika Vantiani hingga pentas seni dan musik yang menghibur dan menginspirasi Sanggar Seroja, Gstar Dance, Renie Aryandani, hingga Nonaria.

Acara juga menampilkan diskusi panel tentang isu-isu kritis, termasuk perubahan iklim, kesetaraan gender, dan kesejahteraan sosial. Panel-panel ini melibatkan ahli dan aktivis yang berkompeten dalam bidangnya Alimatul Qibtiyah dari Komnas Perempuan, Maya Kornelia dari Founder of BeWithYou Indoneisa and Content Creator, Harits Ikbar dari Anggota Satgas PPKS UNJ untuk memberikan wawasan mendalam dan solusi konkret.

Wiradewari 2.0 bukan hanya tentang merayakan kebersamaan dan kreativitas, tetapi juga tentang mengeksplorasi isu-isu yang penting dan mendesak dalam masyarakat kita. Ini adalah momen penting untuk refleksi dan aksi, di mana para pemuda dapat bersatu dalam semangat kolaborasi untuk menciptakan perubahan positif dalam masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

Aksi Youth for Charity

Sebelum pelaksanaan acara, anak muda yang tergabung dalam pentas kolaborasi ini telah menggalang dana melalui aksi Youth for Charity. Dana yang terkumpul dari aksi ini akan disalurkan kepada lembaga pengada layanan yang menangani kasus perempuan korban kekerasan di Indonesia melalui Pundi Perempuan Donasi yang terkumpul sebesar Rp 3.256.313,- dalam bentuk uang melalui registrasi untuk mengikuti rangkaian acara yang diselenggarakan. Aksi tersebut menjadi sebuah wujud ajakan kepada generasi muda untuk tidak hanya bersuara, tetapi juga melakukan tindakan nyata dalam upaya mendukung dan membantu perempuan yang menjadi korban kekerasan, yang jumlahnya semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Bagi IKa, Festival Wiradewari 2.0 bukan kegiatan biasa, tetapi juga sebuah gerakan yang menginspirasi dan memberdayakan generasi muda untuk menjadi agen perubahan yang positif dalam membangun dunia yang lebih adil dan berkelanjutan. Festival Wiradewari tahun ini adalah penyelenggaraan kedua dan akan menyusul Festival Wiradewari 3.0. Kami tunggu kontribusi kamu!

Tantangan yang Dihadapi Ruang Aman bagi Penyintas Kekerasan Seksual

Saat ini kasus yang sedang ramai diperbincangkan adalah kasus kekerasan seksual di salah satu kementerian. Tentu peristiwa ini sangat mengkhawatirkan, mengapa di institusi negara yang semestinya aman dari kasus kekerasan malah sebaliknya? Lantas, di mana tempat aman dari kekerasan seksual? Pada tahun 2020, lembaga pengada layanan atau dapat disebut juga Women Crisis Centre (WCC) mendapat 110 pengaduan kasus kekerasan seksual. Kemudian terjadi peningkatan di tahun 2021 menjadi 498 kasus. (data Komunitas Perempuan Berkisah)

Peningkatan kasus Kekerasan Berbasis Gender (KBG) membuat banyak lembaga pengada layanan kewalahan dalam melakukan pendampingan terhadap korban.  Untuk itu, IKa berupaya memberi daya berupa hibah kecil dari Pundi Perempuan bagi lembaga pengada layanan. Salah satu lembaga pengada layanan yang menerima hibah adalah Komunitas Perempuan Berkisah. Pada April hingga Desember tahun 2021, lembaga pengada layanan ini sudah mendampingi sebanyak 145 korban baik secara offline maupun secara virtual. Belum lagi kasus rujukan dari organisasi lain yang sudah tidak sanggup menerima kasus terbaru. Pelimpahan kasus tentu menjadi tantangan bagi lembaga ini karena berimplikasi pada kapasitas sumber daya dan kesiapan akomodasi.

Banyak lika-liku yang dihadapi dari setiap sisi, seperti: akses informasi lembaga pengada layanan yang masih minim dan belum merata di berbagai daerah sehingga hal ini sulit bagi korban yang ingin meminta perlindungan/ pendampingan dari lembaga pengada layanan, minimnya kapasitas pendampingan pemulihan khusus bagi korban atau penyintas korban kekerasan seksual, lalu penguatan dari pendamping kepada penyintas sudah semaksimal mungkin akan tetapi tantangan terbesar yaitu pada saat penyintas sudah pulih dan kembali pada masyarakat adalah melawan stigma di masyarakat itu sendiri, yang selanjutnya yaitu untuk kebutuhan akomodasi seperti transportasi dan lainnya apabila tidak memungkinkan lagi untuk melakukan pendampingan secara online juga untuk melakukan visum pada rumah sakit terdekat untuk ditindak lanjuti.

Para penyintas yang mengalami kekerasan seksual butuh melakukan media konseling untuk penyembuhan mental akibat trauma, juga harus menjadi pribadi yang berdaya karena setelah mengalami kasus kekerasan banyak kemungkinan adanya kehidupan yang berbeda seperti sebelumnya seperti perceraian, perebutan hak asuh anak dan lainnya.

Hal yang terjadi kepada para penyintas merupakan hal yang tidak bisa dianggap sederhana, karena bentuk kekerasan berbasis gender yang terjadi sekarang akan berdampak di masa depan seperti tidak mau berinteraksi dengan dunia luar, ada keinginan untuk mengakhiri hidup, mendapatkan stigma negatif dari masyarakat, dan rentan untuk mengalami hal serupa.

Ruang aman merupakan garda terdepan dalam melakukan perbantuan kepada korban. Untuk itu Pundi Perempuan hadir dalam membantu lembaga pengada layanan karena berbagi untuk berdaya bagi para perempuan merupakan cara untuk merasakan, meringankan dan memberikan support untuk pendamping yang bergerak mendampingi para penyintas.

Calling for Donation Give Back Sale (GBS)

Hallo, Sahabat IKa!

Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa) bersama Komnas Perempuan mengajak kamu untuk mendonasikan barang-barang preloved kamu untuk Give Back Sale (GBS) yang akan dilaksanakan secara Offline. Hasil penjualan GBS ini akan disalurkan kepada lembaga pengada layanan atau Women’s Crisis Center (WCC) yang memberikan pendampingan kepada perempuan korban kekerasan.

Untuk jenis barang dan kriteria barang preloved dapat dicek pada poster di atas.

Kamu bisa antar atau kirimkan barang preloved kamu ke alamat:
Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa)
Ke:kini Coworking Space
Jl. Cikini Raya No. 43/45, Menteng, Jakarta Pusat
Kontak: 0813-8673-5816

Batas pengumpulan barang preloved sampai dengan 15 November 2022. Jangan sampai terlewat, ya!

Grand Launching FORA

Halo, ada organisasi baru loh disini!

Forum Orang Muda untuk Kemanusiaan (FORA) merupakan organisasi orang muda baru yang dibentuk sebagai komunitas pendukung organisasi Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa). FORA hadir untuk menyuarakan isu-isu kemanusiaan dengan semangat orang muda pastinya.

Sebagai organisasi baru yang belum banyak dikenal oleh khalayak luar, FORA akan mengadakan grand launching nih. Acara ini akan mengundang pembicara yang expert dibidangnya, seperti dari Komnas Perempuan, Pamflet Generasi, dan masih ada lagi!

Penasaran kan? Yuk, hadir di acara Grand Launching FORA hari Sabtu, 22 Oktober jam 13.00 WIB di link https://s.id/LaunchingFORA

Calling for Donation Give Back Sale (GBS)

Hallo, Sahabat IKa!

Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa) bersama Komnas Perempuan mengajak kamu untuk mendonasikan barang-barang preloved kamu untuk Give Back Sale (GBS) yang akan dilaksanakan secara Offline. Hasil penjualan GBS ini akan disalurkan kepada lembaga pengada layanan atau Women’s Crisis Center (WCC) yang memberikan pendampingan kepada perempuan korban kekerasan.

Untuk jenis barang dan kriteria barang preloved dapat dicek pada poster di atas.

Kamu bisa antar atau kirimkan barang preloved kamu ke alamat:
Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa)
Ke:kini Coworking Space
Jl. Cikini Raya No. 43/45, Menteng, Jakarta Pusat
Kontak: 0813-8673-5816

Batas pengumpulan barang preloved sampai dengan 10 November 2022. Jangan sampai terlewat, ya!

FORA Siapkan Rencana Kerja Penggalangan Daya bagi Perempuan Korban Kekerasan

Forum Solidaritas Anak Muda untuk Kemanusiaan (FORA) kembali berkumpul untuk mendiskusikan
rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam satu tahun ke depan. Kegiatan ini dilakukan di Ke:kini
Ruang Bersama, Jl. Cikini Raya No. 45, Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa (23/08/2022). Pada
kesempatan ini, Direktur Eksekutif Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa) Sugiarto Arif Santoso turut hadir untuk mendampingi jalannya diskusi.

FORA didesain sebagai ‘Komunitas Anak Muda Pendukung IKa’ yang kerjanya menyasar kolaborasi dengan komunitas-komunitas anak muda di Jabodetabek. Kerja FORA bertujuan untuk mencapai partisipasi dan kepemimpinan pemuda yang inklusif dan adil di masyarakat. Sebagai bagian dari ekosistem dan perpanjangan tangan IKa, FORA bekerja dengan membawa nilai-nilai IKa.

Dari hasil diskusi yang telah dilakukan, FORA menentukan untuk fokus pada isu kekerasan seksual dan isu kebudayaan. Isu kekerasan seksual secara khusus mendorong terbentuknya pembentukan Standard Operating Procedure (SOP) dan Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) di tiga kampus yang ada di wilayah Jabodetabek. Pemilihan isu ini dengan merujuk pada implementasi Permendikbud No. 30 Tahun 2021 agar kampus-kampus membentuk satgas PPKS. Sementara untuk isu kebudayaan berfokus pada keberlangsungan kelompok seni untuk terus eksis pasca pandemi.

Meyakini ‘strength in number’, FORA akan menggalang lebih banyak partisipasi dari komunitas- komunitas anak muda di Jabodetabek untuk bekerja sama mewujudkan cita-cita FORA. Kali ini, teman-teman mahasiswa menjadi target yang akan disasar FORA untuk bersama mendukung pembentukan SOP dan Satgas PPKS di tiga kampus di Jabodetabek. FORA tak lupa mengajak anak-anak muda yang peduli dengan keberlangsungan kelompok pelaku seni. Para pemuda yang akan bergabung dengan FORA nantinya diberikan pelatihan yang meliputi isu HAM & demokrasi, gender & inklusi sosial, penggalangan dana, hingga kampanye & penulisan. Pemateri yang akan memberikan materi-materi tersebut adalah anggota FORA yang sebelumnya telah menerima pembekalan berupa workshop dengan topik serupa selama tiga hari.

Guna mempersolid persiapan anggota FORA untuk melancarkan misi mereka, IKa akan kembali
mendukung FORA dengan pemberian kelas seputar teknik fasilitasi, creative thinking, hingga advokasi.

Tak sekadar memberi pendampingan komunitas dan dukungan berupa pelatihan, FORA dan teman- teman lain yang akan bergabung juga merencanakan adanya penggalangan dana untuk kelompok pendamping korban kekerasan seksual di kampus dan untuk kelompok seni agar dapat terus berkarya.

Workshop Forum Solidaritas Anak Muda untuk Kemanusiaan (FORA)

Indonesia untuk Kemanusian (IKa) mengadakan Workshop Forum Solidaritas Anak Muda untuk Kemanusiaan (FORA) yang diadakan selama 3 hari dimulai dari Senin, Rabu, dan Jumat pada tanggal 18, 20, dan 22 Juli 2022 yang diikuti oleh 10 anak muda di wilayah JABODETABEK dengan tema “Membangun Kepemimpinan Anak Muda dalam Komunitasnya yang Adil dan Inklusif” kegiatan ini didukung oleh Asian Community Trust Jepang.

Pada hari pertama workshop ini membahas tentang HAM dan Demokrasi yang dibawakan oleh Abdul Waidl oleh @infid_id , serta Gender dan Inklusi Sosial yang dibawakan oleh Fentia Budiman dari @suluh_perempuan. Masing-masing dari anak muda berefleksi terkait situasi HAM dan Demokrasi di Indonesia dan memahami GEDSI dalam beragam isu seperti keragaman gender, pendidikan, disabilitas, dan politik perempuan.

Hari ke 2 membahas tentang Analisa Sosial yang dibawakan oleh Siti Rubaidah dari Suluh Perempuan, Pengelolaan, Pembuatan Konten, dan Kampanye Digital yang dibawakan oleh Osi Naya Fia dari Indonesia untuk Kemanusiaan, serta Strategi Penulisan Copywriting oleh Meiska Irena dari Indonesia untuk Kemanusiaan. Para peserta ini belajar tentang bagaimana menganalisa kondisi sosial di lingkungannya dan solusi apa yang bisa dilakukan, serta melihat potensi diri dan jaringan untuk melakukan kampanye, dan berlatih ketrampilan dalam menulis microblogging.

Jumat tanggal 22 Juli merupakan hari dimana berakhirnya workshop FORA. Di hari ke tiga ini membahas beberapa hal dari mulai materi hingga kepengurusan anak muda

Pembahasan materi mencakup tentang SDGs yang dibawakan oleh Angelika Fortuna dari @infid_id , serta Penggalangan Dana yang dibawakan oleh Soraya Oktaviani dari Indonesia untuk Kemanusiaan. Suasana semakin menyatu dan hangat, para anak muda relawan semakin kompak dan kritis saat bekerja sama dalam tim. Mereka belajar bagaimana membuat mindmapping dalam melihat suatu isu dan juga mempertimbangkan sumber daya dalam implementasi. Juga belajar bagaimana menggalang dana dan membangun jaringan.

Workshop hari ketiga ditutup dengan pembentukan kepengurusan FORA, serta serah terima sertifikat sebagai bentuk simbolik atas pengurus FORA pertama.

Selamat untuk 3 kandidat terpilih alva maldini sebagai ketua, Tara sebagai sekertaris dan Nadiyah sebagai bendahara. Sukses untuk kerja-kerja sebagai relawan anak muda Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa), kami percaya anak muda akan membawa perubahan dalam hal kemanusiaan.


Selalu dapatkan kabar terbaru dari kami!