Natal: Kasih dan Harapan Si Mbah

Natal adalah momen untuk berbagi kasih dan kepedulian dalam tindakan nyata. Dari Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa), kami mengucapkan rasa terima kasih yang mendalam kepada para donatur atas dukungan mereka yang tiada henti bagi Si Mbah Penyintas ’65—para penyintas tragedi 1965 yang kini telah lanjut usia. Berkat donasi yang diberikan, kami dapat menyalurkan 97 paket bantuan dan santunan tunai kepada Si Mbah di Banyumas, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, dan Nusa Tenggara Timur.

Banyak dari Si Mbah Penyintas ’65, yang kini berada di usia senja, masih menanggung luka ketidakadilan negara yang mereka alami saat muda. Di Banyumas, mereka membentuk komunitas “Paguyuban 10 November”, di mana mereka berkumpul setiap bulan secara bergantian di rumah-rumah anggota atau di warung kopi milik para sponsor dan mentor mereka. Pertemuan ini menjadi ruang terapi emosional, tempat mereka bernyanyi, menari, dan berbagi kisah—menemukan ketenangan dan kekuatan dalam kebersamaan. Untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari, komunitas ini juga mendirikan Koperasi Simpan-Pinjam.

Kunjungan kami ke Si Mbah saat Natal membawa banyak momen haru. Saat menyerahkan hadiah Natal, banyak dari mereka mengenang masa lalu seolah baru terjadi kemarin. Beberapa berbagi cerita tentang bagaimana keluarga mereka dijauhi, diusir dari lingkungan, dan dilarang bersekolah. Didera emosi yang mendalam, beberapa di antara mereka menangis dan tidak mampu menyelesaikan cerita mereka.

Salah satu Si Mbah, seorang perempuan yang hingga kini belum menikah, berbagi bagaimana stigma masa lalu telah merampas masa depan yang pernah ia impikan. Tunangannya saat itu, seperti banyak orang lain, menolak menikahinya dan berkata:

“Kamu seorang komunis, seorang kriminal, dari keluarga yang tercela. Aku tidak ingin berhubungan denganmu atau keluargamu.”

Kata-kata itu tertanam dalam ingatannya, menjadi luka yang terlalu dalam untuk sembuh—sebuah trauma yang membuatnya memilih untuk menjalani hidup dalam kesendirian.

Namun, di antara kepedihan, ada pula momen kebahagiaan dan rasa syukur. Si Mbah Sanjan, salah satu penyintas, mengungkapkan keterkejutannya sekaligus rasa terima kasihnya saat menerima bantuan Natal:

“Terima kasih kepada Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa) dan para donatur yang peduli kepada saya. Saya tak menyangka ada yang mau berdonasi, memperhatikan, bahkan mengunjungi kami. Biasanya, yang datang menemui kami hanya LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban). IKa, semoga terus maju dalam perjuangan kemanusiaan. Saya sungguh heran bahwa yang membantu kami justru pekerja biasa—orang-orang dengan gaji UMR—bukan pemerintah yang katanya kaya.”

Di tengah semangat berbagi, IKa turut berduka atas berpulangnya salah satu Si Mbah yang menerima bantuan Natal, hanya beberapa minggu kemudian, pada 21 Januari. Saat kami mengunjungi beliau, ia berkali-kali mengungkapkan keterkejutan dan rasa syukur bahwa ada orang yang masih peduli padanya. Kata-kata terima kasihnya kini menjadi kenangan yang mengingatkan kami betapa berharganya tindakan kecil kepedulian bagi mereka yang telah lama dilupakan.

Kami sadar bahwa tak ada bantuan yang bisa sepenuhnya menyembuhkan luka masa lalu Si Mbah. Namun, komitmen kami terhadap kemanusiaan dan keadilan akan terus berjalan, memastikan mereka mendapatkan dukungan, martabat, dan pengakuan yang layak. Dengan kedermawanan para donatur, dukungan dari platform GlobalGiving, serta kolaborasi dengan berbagai mitra, kami akan terus mendampingi Si Mbah Penyintas ’65.

Saat kita merenungkan makna Natal, mari kita terus menyalakan semangat solidaritas—menyebarkan kasih sayang bukan hanya di momen Natal, tetapi juga dalam setiap kesempatan berbagi kemanusiaan. Jangan biarkan ketidakpedulian memadamkan cahaya keteguhan hati Si Mbah atau membuat perjuangan mereka sia-sia.

Call for Proposal Pundi Perempuan Termin I 2025

Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa) dan Komnas Perempuan membuka kesempatan pengajuan Hibah Pundi Perempuan bagi komunitas/organisasi masyarakat sipil yang memberikan layanan dan pendampingan kepada perempuan korban kekerasan di Indonesia. 

Untuk itu, kami mengundang komunitas/organisasi untuk mengajukan proposal Hibah Pundi Perempuan termin pertama I di tahun 2024 dengan dana hibah maksimal sebesar Rp 25.000.000, – (Dua Puluh Lima Juta Rupiah). Dana hibah ini dapat digunakan untuk mendanai pendampingan hukum dan pemulihan psikososial.

Kriteria Penerima Dana Hibah Pundi Perempuan: 

1. Komunitas/organisasi masyarakat sipil (khususnya Lembaga Pengada Layanan/Women Crisis Center).

2. Menyediakan layanan pendampingan bagi perempuan korban kekerasan, minimal 5 kasus perbulan dan melibatkan orang muda dalam kegiatan layanannya.

3. Tidak sedang menerima dana bantuan program baik dari pemerintah maupun lembaga donor lainnya.

4. Memiliki sistem kerja yang menjamin adanya akuntabilitas dan diharapkan dapat menunjukkan kemampuan dalam menyusun laporan kegiatan dan keuangan dengan baik.

5.Diutamakan memiliki rumah aman bagi perempuan korban kekerasan.

6. Menyertakan dua nama referensi beserta kontak yang dapat dihubungi dalam proposal.

Mekanisme Pelaksanaan Penyaluran Hibah Pundi Perempuan:

1. Komunitas/organisasi mengajukan proposal melalui tautan berikut https://s.id/CallforProposalPP2025

2. Komunitas/organisasi dapat mengajukan proposal narasi dan anggaran untuk kegiatan selama 6 bulan untuk periode Maret 2025 – Agustus 2025.

3. Batas pengajuan proposal hibah Pundi Perempuan pada tanggal 20 Februari 2025.

4. Proposal akan diseleksi oleh panitia pengarah Pundi Perempuan, Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa) dan Komnas Perempuan.

5. Pengumuman penerima hibah Pundi Perempuan akan dilakukan pada bulan Maret 2025 di media sosial Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa) dan penerima hibah akan menerima email konfirmasi.

6. Komunitas/organisasi terpilih bersedia mengirimkan cerita-cerita lapangan, laporan narasi kegiatan dan keuangan, beserta informasi pendukung lainnya.

Proposal yang masuk akan diseleksi oleh tim pengarah Pundi Perempuan, Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa) dan Komnas Perempuan.

*Klik link di bawah ini untuk pengisian proposal naratif dan template anggaran secara online:

Call for Proposal Pundi Hijau

Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa) membuka kesempatan pengajuan Hibah Pundi Hijau bagi komunitas/organisasi untuk mendukung gerakan masyarakat di akar rumput di Indonesia yang berupaya mewujudkan keadilan iklim.

Untuk itu, kami mengundang komunitas/organisasi untuk mengajukan proposal Hibah Pundi Hijau di tahun 2025 dengan dana hibah maksimal sebesar Rp 30.000.000, – (Tiga Puluh Juta Rupiah). Dana hibah ini dapat digunakan untuk mendanai kerja-kerja perubahan iklim dalam konteks kedaulatan pangan air dan energi.

Kriteria Penerima Hibah Pundi Hijau:

1. Organisasi/kelompok/komunitas masyarakat lokal.

2. Memiliki rekam jejak sebagai organisasi/kelompok/komunitas masyarakat lokal yang berkecimpung pada isu perubahan iklim minimal 3 (tiga) tahun dan melibatkan perempuan serta orang muda dalam program kegiatannya.

3. Proposal yang diusulkan fokus pada isu ketahanan pangan, air dan energi.

4. Memiliki sistem kerja yang menjamin adanya akuntabilitas, dan kemampuan dalam menyusun laporan kegiatan dan keuangan dengan baik.

5. Menyertakan 2 (dua) nama referensi beserta kontak yang dapat dihubungi dalam proposal.

6. Bersedia menggunakan aplikasi INCLINE dalam kegiatannya dan secara rutin melakukan pembaharuan (update) data.

Mekanisme Pelaksanaan Penyaluran Hibah Pundi Hijau:

1. Organisasi/kelompok/komunitas masyarakat lokal mengajukan proposal melalui tautan berikut https://s.id/HibahPH2025

2. Organisasi/kelompok/komunitas masyarakat lokal dapat mengajukan proposal narasi dan anggaran untuk kegiatan selama 6 bulan untuk periode 1 Maret 2025 – 31 Agustus 2025.

3. Proposal akan diseleksi oleh tim pengarah Pundi Hijau dan Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa).

4. Pengumuman penerima Hibah Pundi Hijau akan disampaikan akhir Februari 2025 melalui media sosial Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa), dan penerima akan mendapatkan konfirmasi via email.

5. Batas pengajuan proposal hibah Pundi Hijau: 17 Februari 2025.

Proposal yang masuk akan diseleksi oleh tim pengarah Pundi Hijau dan Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa).

*Klik link di bawah ini untuk pengisian proposal naratif dan template anggaran secara online:

Donasi Bingkisan Natal Si Mbah

Setiap Natal adalah momen berbagi kasih yang dirayakan.

Dalam rangka berbagi Bingkisan Natal untuk Simbah pada tanggal 29 November – 20 Desember 2024, Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa) menggalang donasi melalui Pundi Insani.

Donasi berhasil terkumpul sebesar Rp67.007.100. dari 11 donatur dan telah didistribusikan pada 23-30 Desember kepada 97 Si Mbah di wilayah Banyumas, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara dan NTT.

Terima kasih telah memberikan kehangatan Natal yang berkesan di hati para Si Mbah Lansia.

Salam damai Natal di bumi manusia.

Nyata Nyala: Nyata Aksi Nyala Semangat Aksi Bersama Akhiri Kekerasan Terhadap Perempuan

Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa) mengajak seluruh orang muda di Indonesia untuk berpartisipasi dalam kampanye dan penggalangan dana untuk mencegah dan mengakhiri kekerasan terhadap perempuan bertajuk  NyataNyala. Kampanye ini merupakan bagian dari Peringatan Sumpah Pemuda dan Kampanye Internasional 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan. Rangkaian Acara NyataNyala berlangsung dari tanggal 11 Oktober 2024 sampai 14 Desember 2024.   NyataNyala merupakan perwujudan  aksi nyata dan kolaborasi orang muda dalam pencegahan kekerasan terhadap perempuan di Indonesia. Dalam pelaksananya, IKa bekerja sama dengan pihak pemerintah, universitas, swasta dan media.

Sebagai awal kampanye, IKa mengadakan  Ngopi Bareng Media (11 Oktober 2024)
Kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman mendalam kepada media tentang peran orang muda dalam isu kekerasan terhadap perempuan. Diskusi yang melibatkan narasumber seperti Mawla Atqiyya Muhdiar (Hopehelps UI), Ruth Indria Rahayu (IKa), dan Komisioner Komnas Perempuan Veryanto Sitohang diikuti oleh 16 media, berlangsung selama empat jam. Kegiatan dilanjutkan dengan menyelenggarakan kegiatan Kampanye Edukatif di Universitas Gunadarma (31 Oktober 2023). Kegiatan ini
melibatkan hampir 100 mahasiswa semester tiga FIKOM Universitas Gunadarma dan bertujuan mendorong kesadaran terkait kekerasan terhadap perempuan di lingkungan kampus. Narasumber  dari Hope Helps UI (Mawla Atqiyya Muhdiar) dan FPL (Siti Husna) memberikan materi edukatif dari pagi hingga sore, diikuti tiga kelas.

Kegiatan selajutnya adalah dikusi tentang kekerasan terhadap perempuan di lingkungan professional bersama GoTo Group (14 November 2024) dan International Society of Sustainability Professional (ISSP) Indonesia (15 November 2024). Diskusi yang berlangsung di kantor pusat GoTo  dan Ke:Kini Ruang Bersama(ISSP) bertujuan untuk meningkatkan meningkatkan kesadaran pekerja tentang kekerasan terhadap perempuan di tempat kerja. Hadir sebagai narasumber pada diskusi bersama GoTO adalah  psikolog Ratih Ibrahim serta Dr. R. Valentina Sagala dan Ummu Azizah Mukarnawati menjadi narasumber utama pada sesi diskusi bersama ISSP.

Sebelum diskusi bersama ISSP, pada tanggal yang sama (15 November) IKa mengadakan Konferensi Pers menjelang kampanye internasional 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan. Konferensi pers kali ini  bertujuan memberikan edukasi terhadap pemberitaan terkait tempat kerja yang aman bagi perempuan, dengan narasumber seperti Bahrul Fuad (Komnas Perempuan) dan Doty Damayanti (ISSP Indonesia) dan Sita Supomo (Indonesia Untuk Kemanusiaan)  serta menghadirkan 6 media.

Kegiatan Kampanye Nyata Nyala berikutnya adalah kegiatan penggalangan donasi untuk lembaga pengada layanan, Give Back Sale-Pundi Perempuan yang akan berlangsung pada tanggal 10-14 Desember 2024 serta keikutsertaan Festival Suara Warga pada tanggal 10 Desember 2024.

Dialog Temu Kenali Akar Daya Gerakan Masyarakat Sipil Bagian I

‘Fakduk pa ite falcilno

Fakduk e ite faisayang’

(Tak bertemu kita saling mengingat, dan

jika bertemu kita tetap saling menyayang)

Kalimat diatas terlontar dari Kak Awaluddin Iksan, anggota Perkumpulan Fakawele pada malam perkenalan pertemuan Dialog Temu Kenali Akar Daya Gerakan Masyarakat Sipilyang berlangsung dari tanggal 4 s.d  7 November 2024 di Ke:Kini Ruang Bersama, Jl. Cikini Raya No.43, Jakarta. Perkumpulan Fakawawele yang berasal dari Sagea, Halmahera Tengah, Maluku Utara, bersama lima lembaga lainnya: Wangsakerta  (Cirebon, Jawa Barat), Komunitas Ibu Jamu (Sragen, Jawa Tengah), Komunitas Taman 65 (Denpasar, Bali), Yayasan Wisnu  (Badung, Bali), PERMIN (Nanga, Banga, Kendari, Sulawesi Tenggara) berkumpul dan bereksperimen guna menemukenali sumber daya transformatif atau Akar Daya.

Eksperimen ini merupakan respon Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa) terhadap Penyempitan ruang masyarakat sipil (shrinking civic space) yang terjadi di seluruh dunia juga menjadi tantangan bagi keberlanjutan gerakan masyarakat sipil di Indonesia. Bersama CIVICUS & Local Leadership Labs (LLL, IKa bereksperimen Akar Daya yang berdasar pada upaya kolektif dan kolaboratif dalam membangun kemandirian, keberlanjutan dan resiliensi gerakan masyarakat sipil, melalui pengembangan sumber daya gerakan.

Dengan semangat kolektif dan kolaboratif ini, IKa mengajak kawan-kawan enam dari komunitas tersebut yang dipandang memiliki beberapa hal penting untuk menjalankan eksperimen bersama, yaitu memiliki nilai perjuangan komunitas yang berakar pada pemberdayaan masyarakat, pelestarian budaya, dan keberlanjutan lingkungan, memiliki keresahan dan keinginan untuk mengelola sumber daya secara mandiri dan berkelanjutan,  juga terhubung dalam ekosistem gerakan organik yang saling mendukung dan memperkuat misi kolektif gerakan masyarakat sipil.

Malam perkenalan menjadi sebuah momen yang mencairkan suasana dan banyak meninggalkan kesan  terutama karena semua peserta berkesempatan untuk menjelaskan tentang lembaga masing-masing dengan cara unik. Misalnya Komunitas Ibu Jamu yang tanpa malu-malu langsung menawarkan jamu hasil para Ibu anggota komunitas saat menjejakkan kaki di tempat pertemuan. Yayasan Wisnu dan Komunitas Taman 65 juga membawa special item sebagai identitas lembaga. Hal ini tentu mendapatkan tanggapan positif dari tim IKa dan peserta pertemuan. IKa pun memberikan ruang bagi kawan-kawan untuk melakukan fundraising dengan menawarkan produk masing-masing dengan harga terjangkau. Selain itu, lembaga-lembaga pun memperkenalkan diri dengan cara khas masing-masing, salah satunya Perkumpulan Fakawele yang membuka perkenalan dengan kutipan mendalam di awal tulisan ini. Malam perkenalan pun menjadi semakin riuh.

Dialog dimulai dengan sesi refleksi bersama Roem Topatimasang, pendiri Indonesian Society for Social Transformation (INSIST). Ia menekankan bahwa transformasi sosial membutuhkan perubahan pola pikir, terutama terkait kepemilikan, pengelolaan, dan pemanfaatan sumber daya seperti pangan, energi, dan air. Roem juga mengkritik program ekonomi masyarakat sipil yang kerap gagal karena terlalu menyederhanakan kemandirian ekonomi menjadi sekadar menghasilkan uang. Ia mengajak peserta untuk melihat kembali nilai dan cara pandang mereka terhadap kebutuhan dan hubungan dengan manusia maupun alam.

Pembicara berikutnya, Kamala Chandrakirana atau Mbak Nana, memperkenalkan konsep “Pancaroba” sebagai perumpamaan atas kondisi ruang gerak masyarakat sipil yang menyempit akibat situasi global, nasional, dan lokal yang tidak menentu. Ia menekankan pentingnya kemandirian dari ketergantungan donor serta kolektivitas untuk menguatkan Akar Daya.

Direktur Eksekutif IKa, Sita Supomo, memperkenalkan konsep Catur Daya, yang mencakup pendanaan, pengetahuan, jaringan, dan kerelawanan. Kerangka ini menjadi dasar strategi IKa dalam mendorong komunitas untuk mengelola sumber daya secara mandiri dan menciptakan kedaulatan.

Proses ini dilanjutkan dengan aktivitas menggambar “Sungai Kehidupan,” sebuah refleksi visual atas perjalanan pribadi dan kolektif komunitas. Peserta juga diajak menggunakan pendekatan Asset-Based Thinking, yang fokus pada potensi dan kekuatan yang sudah dimiliki, seperti pengalaman, pengetahuan, dan hubungan. Pendekatan ini memungkinkan komunitas untuk melihat peluang dalam mengembangkan gerakan secara berkelanjutan. Sebagai bagian dari refleksi ini, Risma dari PERMIN menekankan pentingnya ilmu yang luas dan fleksibel untuk diaplikasikan di berbagai konteks.

Eksperimen Akar Daya menjadi langkah awal IKa dan komunitas untuk menciptakan peta jalan baru, menata ulang kesadaran kolektif, dan membangun masa depan gerakan masyarakat sipil yang mandiri dan inklusif.

Memperkuat Komunitas: Aksi Lokal, Akuntabilitas Global di UNGA 2024

Pada 20 September 2024, sebuah acara penting diadakan di Ford Foundation Center for Social
Justice, New York City, yang bertajuk “Aksi Lokal, Akuntabilitas Global.” Diselenggarakan oleh
CIVICUS, Peace Direct, NEAR, WINGS, dan Movement for Community-Led Development (MCLD),
acara ini mengumpulkan para pemimpin masyarakat sipil, donor global, perwakilan PBB, dan pejabat
pemerintah. Bersamaan dengan Sidang Umum PBB 2024, acara ini bertujuan untuk menjembatani
komitmen internasional dengan kebutuhan di tingkat akar rumput, dengan fokus pada akuntabilitas,
pendanaan berkelanjutan, dan pengembangan yang inklusif.

Diskusi dalam acara ini menyoroti tema-tema penting seperti pembagian risiko, pendanaan fleksibel,
dan keberlanjutan jangka panjang bagi organisasi lokal. Beberapa pembicara utama termasuk Sita
Supomo dari Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa), yang menekankan pentingnya membangun
kepercayaan dan model pendanaan berbasis komunitas di tengah ruang sipil yang semakin terbatas;
Sarah Rose dari USAID, yang membagikan upaya USAID untuk desentralisasi pengambilan
keputusan; dan Rebecca Dali dari CCEPI di Nigeria, yang mendorong forum global yang lebih inklusif
di mana suara lokal memiliki peran dalam kebijakan.

Pesan utama dari acara ini adalah bahwa transformasi nyata dalam pembangunan global
memerlukan pendekatan baru dari para donor. Ini termasuk menyediakan pendanaan inti multi-
tahun yang mendukung ketahanan organisasi lokal, menerapkan ukuran keberhasilan yang inklusif
yang mencerminkan prioritas lokal, serta mengatasi ketidaksetaraan sistemik dalam sistem
keuangan global.

Dengan menempatkan komunitas sebagai pusat proses pembangunan, donor dapat membantu
menciptakan perubahan yang berkelanjutan dan berakar pada kebutuhan nyata lokal, sehingga
komitmen internasional menjadi aksi yang bermakna. Perubahan ini bukan hanya langkah yang
tepat, tetapi juga cara paling efektif untuk mencapai dampak yang bertahan lama.
Untuk informasi lebih lanjut tentang acara penting ini dan diskusi mendatang seputar
pengembangan yang dipimpin oleh komunitas lokal, ikuti #LocallyLedDevelopment #ShiftThePower
dan kunjungi situs www.indonesiauntukkemanusiaan.org

FAJAR #7 Mengurai Ketimpangan dalam Dana Bantuan: Menavigasi Relasi Kuasa antara Donor dan OMS

Pada 15 Oktober 2024, diskusi FAJAR #7 yang diselenggarakan oleh Indonesia untuk Kemanusiaan
(IKa) mengupas isu krusial tentang dinamika hubungan antara donor dan Organisasi Masyarakat Sipil
(OMS) di Indonesia. Mengusung tema “Mengidentifikasi Ketimpangan dalam Pemberian Dana
Bantuan: Membangun Pemahaman atas Relasi Kuasa antara Donor dan OMS,” acara ini menjadi
wadah bagi OMS untuk berbagi pengalaman, tantangan, dan memikirkan pola-pola pengelolaan
bantuan donor internasional yang sering kali sarat ketimpangan relasi kuasa.

Forum Belajar Sumber Daya Baru (FAJAR) merupakan inisiatif IKa yang berfokus pada
pengembangan sumber daya yang adil dan berkelanjutan di Indonesia. Didukung oleh Peace Direct,
FAJAR#7 dirancang untuk menciptakan ruang diskusi reflektif yang mendorong pengelolaan bantuan
yang lebih berorientasi pada kebutuhan lokal. Sita Supomo, Direktur Eksekutif IKa, membuka diskusi
dengan menggambarkan tantangan besar yang dihadapi OMS terkait pelaporan, administrasi, dan
persyaratan donor yang banyak menjadi keluhan OMS.

Dari Pasif ke Aktif: Membangun Kemitraan Setara dengan Masyarakat Adat
Rukka Sombolinggi, Sekretaris Jenderal Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), mengangkat isu
ketimpangan akses masyarakat adat terhadap dana bantuan, terutama dana iklim, yang sering kali
tidak sampai ke tangan komunitas lokal di akar rumput. Meski masyarakat adat bertanggung jawab
menjaga sekitar 80% ekosistem terbaik dunia, mereka hanya menerima 1% dari dana iklim yang
seharusnya mendukung upaya pelestarian tersebut. Rukka menyoroti bahwa prosedur donor yang
rumit dan syarat ketat sering kali menjadi penghalang bagi masyarakat adat untuk memanfaatkan
dana secara maksimal. Ketentuan-ketentuan ini, yang cenderung tidak relevan dengan realitas di
lapangan, membuat masyarakat adat berada dalam posisi subordinat, seolah hanya sebagai
penerima pasif tanpa kendali atas alokasi dana yang ditujukan bagi mereka.

Dengan basis pengalaman AMAN tersebut, Rukka menekankan pentingnya mengubah pendekatan
bantuan agar relasi antara donor dan masyarakat adat dapat berdiri di atas prinsip kesetaraan dan
saling percaya. Ia menyerukan kemitraan yang didasarkan pada kepercayaan, di mana masyarakat
adat dilihat sebagai mitra aktif dengan peran penting dalam menjaga kelestarian lingkungan global.
Pendekatan baru ini diharapkan dapat membuka akses yang lebih besar bagi masyarakat adat,
memungkinkan mereka mengelola dana sesuai kebutuhan lokal tanpa kendala administratif yang
berlebihan, dan memperkuat dampak perlindungan lingkungan secara berkelanjutan.

Tantangan Praktik Donor bagi OMS
Dalam diskusi ini, sejumlah tantangan yang kerap dihadapi OMS dalam pengelolaan dana bantuan
mengemuka. OMS sering kali harus berhadapan dengan kebijakan donor yang terlalu kaku dan
administrasi yang memberatkan, mengurangi kemampuan mereka untuk menyesuaikan program
sesuai kebutuhan lokal. Beberapa contoh tantangan utama ini mencakup:

  1. Tuntutan Pelaporan yang Kompleks dan Berbelit – Banyak donor internasional menetapkan
    standar pelaporan yang sangat detail dan administrasi yang rumit, mengalihkan fokus OMS
    dari program utama ke pekerjaan administratif.
  2. Fleksibilitas Anggaran yang Rendah – OMS sering kali tidak diperbolehkan mengalihkan
    anggaran meskipun kebutuhan di lapangan berubah, menyebabkan kurangnya adaptabilitas
    terhadap situasi lokal.
  3. Indikator Keberhasilan yang Tidak Sesuai – Indikator kuantitatif yang ditetapkan donor
    mengabaikan dampak nyata jangka panjang, memaksa OMS untuk fokus pada angka
    ketimbang perubahan substantif.
  4. Ketergantungan pada Dokumentasi Visual – Persyaratan donor untuk dokumentasi foto atau video kadang menjadi beban tambahan, yang tidak selalu mencerminkan dampak mendalam dari program.
  5. Relasi Kuasa yang Tidak Setara – Donor sering memandang OMS hanya sebagai penerima
    pasif yang harus mematuhi semua aturan tanpa ruang untuk negosiasi.
  6. Durasi Pendanaan yang Singkat – Pendanaan jangka pendek membatasi OMS dalam
    menghasilkan dampak jangka panjang, terutama dalam program perubahan sosial.
  7. Persyaratan Due Diligence yang Ketat – Ketatnya persyaratan ini sering kali menghalangi
    OMS kecil yang berpotensi besar, karena mereka tidak memiliki kapasitas administratif yang
    mencukupi.

Setiap tantangan ini mencerminkan relasi kuasa yang kurang seimbang, dimana OMS sering kali
berada dalam posisi harus mengikuti persyaratan yang telah ditetapkan oleh donor, Dimana hal-hal
tersebut yang tidak selalu sejalan dengan kondisi di lapangan.

Menuju Kemitraan Setara: Rekomendasi untuk Memperbaiki Relasi Donor dan OMS

Untuk mengatasi berbagai tantangan dalam relasi donor dan OMS, diskusi ini menghasilkan sejumlah rekomendasi penting yang diharapkan dapat menciptakan keseimbangan dan fleksibilitas dalam pengelolaan dana bantuan. Rekomendasi ini tidak hanya bertujuan untuk memperbaiki prosedur dan kebijakan pendanaan, tetapi juga untuk membangun kemitraan yang lebih adil, di mana OMS memiliki peran aktif dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan sumber daya.

  • Kemitraan yang Setara: Donor perlu mempercayai OMS dalam mengelola dana dan menghargai pengetahuan lokal, menciptakan relasi yang saling mendukung.
  • Penguatan Kapasitas Negosiasi OMS: OMS perlu mengembangkan kapasitas negosiasi agar memiliki peran aktif dalam proses pengambilan keputusan terkait pendanaan.
  • Transparansi dan Akuntabilitas yang Inklusif: Perlu adanya mekanisme yang lebih sesuai dengan konteks lokal, memungkinkan OMS menjalankan peran lebih besar.
  • Pendanaan Alternatif: Kolaborasi antar OMS dalam penggalangan pendanaan alternatif seperti crowdfunding perlu didorong untuk mengurangi ketergantungan pada donor internasional.

Acara ini menegaskan kembali pentingnya upaya kolektif dalam membangun kesetaraan antara
donor dan OMS, serta perlunya pendekatan yang lebih berfokus pada kebutuhan dan kondisi lokal
dalam setiap proses pengelolaan dana bantuan (community driven development). Dengan
implementasi rekomendasi ini, diharapkan OMS dapat memainkan peran yang lebih aktif dan
strategis dalam hubungan mereka dengan donor, bukan hanya sebagai penerima pasif.

Memanggil Relawan Give Back Sale (GBS)

Jadi Relawan Give Back Sale (GBS) Pundi Perempuan, Yuk!

Hai, Sahabat IKa! ????????

Pernah bayangin serunya dapat pengalaman baru, bangun jejaring yang asik, sambil bantu sesama? Kini saatnya! IKa lagi buka kesempatan relawan buat Give Back Sale (GBS), salah satu kegiatan fundraising seru untuk mendukung Pundi Perempuan.

Dengan jadi relawan, kamu nggak cuma membantu mengelola donasi barang-barang preloved, tapi juga belajar keterampilan keren, dapat teman baru, dan jadi bagian dari Komunitas Pemberdaya IKa. Pastinya, kamu juga ambil peran penting dalam mendukung Women Crisis Centers (WCC)!

Penasaran? Daftar sekarang di sini: https://s.id/OpenRelawanGBS
Pendaftaran ditutup Senin, 28 Oktober 2024.

Yuk, kita bergerak bersama

Calling for Donation Give Back Sale (GBS)

Halo, Sahabat IKa!
Kali ini, Give Back Sale hadir dengan sesuatu yang berbeda! ✨

Apa yang membuatnya berbeda? Kali ini, Give Back Sale menjadi bagian dari kampanye NyataNyala dalam mendukung 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP).

Bersama Komnas Perempuan, Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa) mengajak publik untuk turut berpartisipasi dengan mendonasikan barang-barang preloved yang digelar pada acara Give Back Sale (GBS) Pundi Perempuan, yang akan diadakan dalam waktu dekat ini. Dan hasilnya akan disalurkan kepada Women Crisis Centre (WCC), lembaga yang bekerja untuk mendampingi perempuan korban kekerasan di Indonesia.

Jenis dan ketentuan barang preloved yang bisa didonasikan dapat dilihat pada poster!

Donasi bisa diantar atau kirimkan ke kantor Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa)
Ke:kini Ruang Bersama
Jl. Cikini Raya No. 43-45, Menteng,
Jakarta Pusat
Kontak: 0813-8673-5816

Pengantaran/pengiriman donasi:
Senin-Jumat, Pkl. 10.00-17.00 WIB
Sabtu, Pkl. 10.00-15.00 WIB

Batas pengumpulan donasi:
31 Oktober 2024

Jangan sampai terlewat, ya! Yuk kosongkan lemarimu dan ajak teman-teman lain ikut berdonasi.

Selalu dapatkan kabar terbaru dari kami!