Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa) sebagai organisasi sumberdaya masyarakat sipil (OSMS) mengidentifikasi perlunya kolaborasi dalam mengatasi dampak perubahan iklim yang menimbulkan ketidakadilan. Salah satu bentuk dari kolaborasi ini adalah dibentuknya jaringan INCLINE (Indonesian Climate Justice Network) atau #JAGAINIklim (Jaringan Gerakan Indonesia untuk Keadilan Iklim), yang bersama-sama bermaksud memperjuangan keadilan iklim bagi masyarakat terutama mereka yang menjadi korban dan paling rentan terdampak perubahan iklim. IKa menempatkan kolaborasi jaringan ini sebagai bagian dari Pundi Hijau yang merupakan salah satu dari 4 Pundi IKa, selain dari Pundi Insani, Pundi Perempuan dan Pundi Budaya. Sejak 2023, Pundi HIjau IKa memperoleh dukungan dari ClimateWorks Foundation melalui program JEDI.
Salah satu sarana untuk menangkap isu perubahan iklim dan dampaknya pada keadilan, IKa mengembangkan sebuah aplikasi yang bernama INCLINE. Aplikasi ini berbasis android dan berfungsi membangun data indikator keterpaparan, sensitivitas dan kapasitas adaptif komunitas terhadap dampak dari krisis iklim. Keluaran dari aplikasi merupakan laporan hasil analisis data bagi kepentingan pengguna yang dapat digunakan untuk melakukan rencana atau kegiatan mitigasi, adaptasi maupun pembuatan kebijakan yang tepat sasaran terkait dampak perubahan iklim.
Pada tanggal 25-29 September 2024, IKa mengadakan pertemuan mitra pemrakarsa yang merupakan komunitas penerima hibah Pundi Hijau periode ke dua. Pertemuan ini dilakukan untuk melatih penggunaan INCLINE dan membekali komunitas dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi krisis iklim, khususnya di tingkat lokal. Dengan menggunakan aplikasi INCLINE, peserta dipandu untuk melakukan input data yang mengidentifikasi keterpaparan, sensitivitas, dan kapasitas adaptif masyarakat terhadap perubahan iklim untuk mendukung desain program-program mitigasi yang lebih efektif dan tepat sasaran.
Workshop ini dilaksanakan di Ajar Learning Center, Kampung Damai, Badung, Bali. Lokakarya aplikasi INCLINE ini melibatkan penerima hibah Pundi Hijau 2024, yaitu berbagai komunitas yang berfokus pada isu lingkungan dan keadilan iklim:
- Yayasan Wangsakerta (Cirebon, Jawa Barat)
- LSM Pelita Harapan Lembata (NTT)
- Jumpun Pambelom (Kalimantan Tengah)
- Gajahlah Kebersihan (Lampung)
- PAPHA Indonesia (Kabupaten Sikka, NTT)
- RUBEK PASI (Aceh Singkil, Aceh)
- Yayasan Bendega Alam Lestari (Denpasar, Bali)
- Yayasan Abdi Papua Mandiri (Sorong, Papua Barat Daya)
Melalui workshop ini, diharapkan para peserta dapat membawa pulang pengetahuan praktis yang dapat diterapkan di komunitas mereka masing-masing.
“Pelatihan ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan saya secara pribadi dan juga lembaga dalam menggunakan INCLINE apps sebagai tools untuk melihat sejauh mana tingkat kerentanan masyarakat terhadap perubahan iklim di wilayah kami”, Maria Mervina, Yayasan Pelita Harapan.
Keterampilan yang diperoleh diharapkan dapat memperkuat ketahanan lokal terhadap perubahan iklim dan memastikan bahwa langkah-langkah adaptasi dilakukan dengan cara yang adil dan sesuai dengan kebutuhan spesifik tiap daerah.
“… INCLINE (merupakan) suatu aplikasi yang sangat membantu mencari data dan untuk menganalisis, apalagi untuk daerah yang kekurangan data, dimana mereka rentan bencana.”, Billy Christianto dari Jumpun Pambelom.
Sebagai tindak lanjut pelatihan, salah satu peserta, Efraim Kambu dari Yayasan Abdi Papua Mandiri mengharapkan basis data yang didapat bisa digunakan untuk mengadvokasi pemerintah lokal untuk menjaga iklim dengan lebih baik lagi.